Senin, 04 Januari 2010

Mengenang Tragedi Tsunami - Remembering the Tsunami Tragedy

Lima tahun berlalu sudah, 25 Desember 2004 terjadi bencana maha dasyat dari Allah. Membentur dan meluluhlantakan harta, nyawa, air mata. Adik, kakak, orang tua, anak, tetangga, saudara dan semuanya menjadi korban ganasnya tsunami. Sebelumnya kita hanya mendengar bahwa tsunami adalah gelombang pasang akitat gempa yang hanya terjadi di Jepang. Kita semua terbelalak serambi mekah yang elok menjadi salah satu peringatan bagi kita semua, bahwa kita memerlukan orang lain, suku lain, bangsa lain dengan hidup saling menghargai, menjauhi kekerasan dan kembali pada fitrah-Nya sebagai manusia.
Selama ini memang kita semua terkenal sombong, tidak mau mengalah, mau menang sendiri, mau berdiri sendiri. Tetapi Tuhan telah memberikan teguran yang maha keras, mengombarkan lebih dari 230 ribu nyawa, semua untuk memperingatkan kita semua apa yang kita perebutkan di Aceh, bukankah persaudaraan dan pertemaan satu bangsa yang namanya Indonesia lebih baik. Kita lebih tenang seperti sekarang, semua orang bias hidup dengan tenang.
Tapi entahlah, mengapa harus ditegur begiru keras oleh Allah, dan kita semua baru terbelalak, bahwa permusuhan di antara anak bangsa hanya akan membawa bencana, bukan saja pada saudara kita yang ada di Aceh tetapi semua, semua kita yang ada di Indonesia.
Sudah sepantasnya daerah lain juga berkaca, betapa berdosanya kita pada lelulur kita yang telah bersatu padu dengan nama Indonesia, mereka telah berjuang begitu keras dengan tegaknya Indonesia, demi lepasnya dari penajajahan yang sudah 3 ½ abad membelenggu bangsa kita. Kita sewajarnya wajib mempertahankan Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh, daripada berteriak, apa yang saya dapat dari Indonesia, tetapi sudah selayaknya kita berkata “apa yang akan saya lakukan untuk bangsa Indonesia”.
Mari kita berfikir maju, saat ini semua anak bangsa mempunyai peluang yang sama untuk menjadi presiden, menjadi menteri, menjadi gubernur, menjadi bupati, menjadi camat, menjadi lurah, menjadi ketua RT bahkan menjadi diri kita sendiri yang mampu berdiri dengan kebanggaan sebagai anak bangsa Indonesia.
Perjalanan bermil-mil jauhnya dimulai dengan langkah kaki yang kecil, maju bangsa kita tentu harus dimulai dari diri kita. Aceh telah bangkit, menjadikan dada saya juga lega, dada sayapun akan kembali sesak jika terjadi lagi salakan senjata, demontrasi yang rusuh dan merusak , pejabat yang korup, DPR yang tidak rasional, penegak hukum yang tidak dipercaya, pemuda yang malasa, rakyat yang selalu menuntut, para pengusaha yang tidak mau tahu dengan buruhnya, LSM yang selalu menekan pejabat. Semua adalah hal yang buruk, wajib kita tinggalkan dan tanggalkan, tangan tunggu tragedi Aceh akan kembali menimba bangsa kita.
Mari kita jadikan renungan bahwa Tuhan maha tahu apa-apa yang terbuka maupun yang tersembunyi.

Mahfud MD (Ketua MK)

Adsense Indonesia