Jumat, 24 Juni 2011

Kompetensi Guru



1.      Kompetensi pedagogik; Guru sebagai profesi yang sejajar dengan lain seperti profesi  pengacara, dokter, konsultan pajak. Kopentensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam proses pembelajaran.  Seorang guru yang mempunyai kompetensi pedagogic setidak-tidak mempunyai ciri sebagai berikut (1) pemahaman wawasan akan landasan kependidikan;      (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3) pengembangan kurikulum atau silabus;              (4) perancangan pembelajaran; (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi hasil belajar; dan   (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Ketidakmampuan guru dalam penguasaan pedagogik menjadikan guru mempunyai berbagai penyakit seperti yang sering di sindir oleh banyak pihak seperti : guru tidak membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, tidak mempu membuat perangkat pembelajaran, tidak mampu menggunakan teknologi pembelajaran dan tidak melakukan evaluasi pembelajaran dengan benar dan sudah tentu tidak mampu melakukan analisis hasil belajar siswa secara kontinyu dan berkesinambungan.

2.      Kompetensi kepribadian, kompetensi kedua ini meliputi : (1) beriman dan bertakwa;       (2) berakhlak mulia; (2) arif dan bijaksana; (3) demokratis; (4) mantap; (5) berwibawa;       (6)  stabil; (7)  dewasa; (8)  jujur; (9)  sportif; (10) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (11) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan (12) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Ciri dari guru yang mempunyai kompetensi kepribadian adalah guru yang seperti pepatah jawa dapat digugu dan di tiru, bukan wagu tur saru. Guru ini juga seperti ungkapan tokoh taman siswa Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Artinya guru harus mampu memberikan teladan, memberikan semangat kepada siswa dan selalu membangunkan keinginan siswa. Guru yang mempunyai kompetensi kepribadian mampu masuk dan keluar kelas tepat waktu walaupun tanpa pengawasan kepala sekolah, melakukan kewajiban sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian siswa menjadi segan tetapi dekat dengan siswa karena konsistensi antara kata-kata dan perbuatannya. Guru seperti ini akan mendapat penghargaan dari siswa bukan karena takut tetapi memang benar-benar dari hati nurani yang paling dalam.

3.      Kompetensi professional, di antara kompetensi lain, kompetensi ini merupakan kompetensi yang paling mudah untuk dilaksanakan. Kompetensi profesional  merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: (1)materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan (2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Ciri dari guru yang mempunyai kompetensi Profesional akan mengajar dengan baik, menyampaikan ilmu pengetahuan dengan prima, masuk kelas dengan penuh keyakinan, keprehensif dan tuntas.

4.      Kompetensi sosial, sebagai makluk manusia guru juga merupakan makhluk social. Guru juga harus bergaul dengan lingkungan baik di sekolah maupun di masyarakat. Seorang guru yang mempunyai kompetensi sosial yang baik akan dapat (1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;(2)  menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik; (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan (5)  menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
Guru dengan kompetensi sosial dapat dilihat dari kedekatan emosial antara siswa dengan mata pelajaran yang diampunya. Menjadikan guru yang selalu dirindukan oleh siswanya jika tidak masuk kelas. Siswa yang selalu mencondongkan badanya ke depan karena saking ingin tahunya dengan pelajaran yang diberikan. Apakah kita termasuk guru yang seperti ini yang dirindukan kehadiran di kelas atau bahkan yang tidak diinginkan kehadirannya di kelas.

Tidak ada komentar:

Mahfud MD (Ketua MK)

Adsense Indonesia