Kamis, 11 Februari 2010

PROBLEM BASE INTRUCTION (Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah)


Dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain model ini merupakan model yang paling sulit dalam pelaksanaan. Mengapa sulit? Disini siswa dituntut untuk mempersiapkan dirinya dengan baik sebelum mengikuti proses pembelajaran berkaitan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dipelajari.
Tetapi model ini memiliki keunikan dimana, siswa dituntut untuk menyelesaikan suatu persoalan berdasarkan petunjuk yang telah diperoleh baik dari guru, LKS, praktikum atau sumber lain yang dapat digunakan. Semakin banyak pengetahuan awal yang diketahui oleh siswa maka akan semakin baik.  Model ini pada dasarnya memancing siswa untuk menyusun pengetahuan sendiri berdasarkan fakta yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Guru dituntut untuk memberikan stimulus yang baik sehingga memancing siswa untuk mengetahui apa-apa yang harus dikuasai.
Problem Base Intruction (Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah) ini bertumpu dari masalah yang timbul terlebih dahulu, kemudian siswa diharapkan memberikan pemecahan pada masalah tersebut. Sebagai contoh saat ini sedang gencar-gencarnya untuk hemat energy. Siswa diberikan alat berupa lilin, selembar kertas dan Bunsen atau kompor untuk memanaskan air di dalam gelas kimia. Siswa diminta untuk membuat sebuah computer yang dapat memanaskan air di dalam gelas kimia dengan cepat, berkaitan dengan penghematan energy.
Siswa tentu memiliki berbagai macam ide, dalam penyusunan compor yang hemat energy sesuai dengan pengetahuan awal mereka. Contoh lain adalah sebuah permasalahan di dalam suatu perjalanan sekelompok anak pramuka masuk ke dalam hutan, pada saat masuk hutan hari masih pagi, dan terlihat bahwa matahari tepat terbit disebelah kanan mereka. Ketika kelompok anak pramuka ini masuk hutan, dan hari menjelang sore mereka masih di dalam hutan. Mereka kebingunan untuk keluar dari hutan karena tidak memiliki kompas, yang mereka pahami adalah arah matahari sekarang ada di depan mereka. Mereka harus segera keluar, jalan manakah yang harus ditempuh agar dapat keluar dari hutan.
Secara rinci Langkah-langkah Problem Base Intruction adalah sebagai berikut:
  1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
Sebagai tonggak awal pembelajaran kita harus selalu memberikan SK, KD dan Indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran tersebut. Dengan demikian maka proses pembelajaran menjadi terarah. Guru juga harus memberikan motivasi yang menarik sebagai momentum pembelajaran. Pembukaan dapat dilakukan dengan soal, lagu, demontransi, tarian, atau apa saja yang dapat diperoleh dengan mudah dan berkaitan dengan pembelajaran pada saat itu. Telitilah lingkungan kelas, sekolah, kebun, tempat sampah, atau apa saja yang dapat digunakan sebagai media pembuka pembelajaran. Jadikan pada “peserta didik” laksana pelanggan restoran yang kita miliki sehingga kita memberikan service yang sebaik-baiknya.
  1. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
Doronglah siswa untuk mengingat, mengkontruksi, mengeluarkan pendapat sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Pada proses ini guru menyediakan masalah harus dipecahkan. Ingat dalam tahap ini berilah alat-alat yang digunakan sebagai sarana.
  1. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
Setelah semua informasi mengenai masalah yang dihadapi diperoleh langkah selanjutnya adalh melakukan penelitian, pengumpulan data untuk memecahkan masalah yang ada. Guru harus selalu memberikan dorongan dan bimbingan kepada siswa mengenai hal-hal yang dapat digunakan sebagai alat untuk menguasai SK dan KD yang telah ditetapkan. Dorongan siswa agar menemukan jawaban yang sesuai dengan fakta yang meraka amati.
  1. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan/menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
Mintalah kepada peserta didik, untuk merangkai suatu jawaban untuk masalah yang dihadapi. Dengan demikian peran dari guru adalah memfasilitasi agar proses pengambilan jawaban tidak meleset dari indicator yang telah ditentukan.
  1. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Jangan lupa dalam upaya ini, ajaklah mereka kedunia kita dan bawalah dunia mereka ke dalam dunia kita. Masukan relung-relung pengetahuan siswa sehingga kesimpulan, refleksi sesuai dengan SK, KD dan Indikator yang telah ditentukan.
HaHaHaHa…. Sukses untu Anda, semoga Anda sekalian menjadi guru yang sukses. Dalam untuk para guru, mahasiswa pendidikan, atau semua pemerhati masalah pendidikan. Dari Kami di Banyuasin yang selalu ingin berbagi. Bye-Bye

Mahfud MD (Ketua MK)

Adsense Indonesia