Rabu, 27 Oktober 2010

Dasar-dasar Pembelajaran dengan Multimedia

Oleh Joko Sutrisno, S.Si., M.Pd.

Sejarah dalam dunia pendidikan mencatat bahwa media dan teknologi berpengaruh banyak dalam pendidikan, terutama karena menawarkan banyak kemungkinan untuk terjadinya peningkatan kegiatan belajar. Yang terkini adalah keberadaan komputer dan internet, yang telah banyak mengubah setting pembelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Media merupakan suatu saluran komunikasi, yang merujuk pada segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya teks, gambar, video, televisi, dan buku. Dengan demikian, tujuan dari keberadaan media adalah memfasilitasi komunikasi antara sumber informasi dan penerima informasi (Heinich, 2002).

Pada tahun 1978 John Bransford mengembangkan suatu kerangka kegiatan belajar yang memasukkan 4 faktor dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar. Keempat faktor ini terjadi dalam beragam situasi kegiatan belajar, termasuk kegiatan belajar yang menggunakan komputer untuk penyampaian materi. Keempat faktor tersebut secara umum adalah materi ajar, karakteristik pembelajar, aktivitas belajar, dan evaluasi.

Faktor pertama adalah karakteristik materi ajar yang dipelajari. Karakteristik materi kegiatan belajar dapat diidentifikasikan melalui banyak unsur, termasuk bagaimana materi tersebut disampaikan (apakah lisan, tulisan, multimedia, dsb), bentuk fisik materi kegiatan belajar (buku, lembaran, presentasi, program komputer, dsb), tingkat kesulitan, dan struktur urutan psikologis materi, dan lain-lain. Bagaimana karakteristik suatu materi ajar disampaikan tentu saja akan berpengaruh pada hasil yang dicapai.

Faktor kedua adalah karakteristik pembelajar, yang antara lain meliputi keterampilan, pengetahuan, dan sikap awal yang telah dimiliki. Ketika seorang pembelajar telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai materi ajar yang akan dipelajari, maka ia akan lebih mudah dalam memelajari materi ajar tersebut. Ketika seorang pembelajar mempunyai sikap yang menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap materi ajar yang akan dipelajari, maka lebih mudah bagi ia untuk menerima materi ajar tersebut. Hasil berbeda akan ditunjukkan oleh seorang pembelajar yang tidak tertarik dengan topik materi ajar yang akan dipelajari.

Faktor ketiga adalah aktivitas kegiatan belajar. Faktor ini meliputi segala aktivitas yang dilakukan pembelajar dalam kegiatan belajar, termasuk di dalamnya adalah memperhatikan, mengulang kembali, dan mengelaborasi. Pengetahuan mengenai gaya belajar seorang pembelajar menjadi penting untuk diketahui agar kegiatan belajar yang dijalankan dapat disesuaikan dengan gaya belajar si pembelajar.

Faktor keempat adalah bentuk evaluasi yang dilakukan, misalnya apakah bentuk tes adalah mengenal, menghafal, memahami, atau pun pemecahan masalah (Najjar, 1995). Bentuk evaluasi yang berbeda akan menyebabkan kegiatan belajar yang berbeda pula, atau dengan kata lain, pembelajar akan menyesuaikan kegiatan belajarnya dengan bentuk evaluasi yang akan diperoleh.

Pembelajaran dengan multimedia juga dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut, sehingga desain pembelajaran yang menggunakan multimedia perlu mempertimbangkan keempat faktor tersebut supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Richard Mayer (dalam Sorden, 2005) secara ringkas mendefinisikan pembelajaran dengan multimedia sebagai sebuah presentasi materi ajar dengan menggunakan kata-kata dan gambar-gambar.

Mayer dan Moreno (Mayer dan Moreno, 2002) menyatakan bahwa memberikan kesempatan pada pembelajar untuk belajar dengan mudah melalui representasi verbal dan non-verbal akan membantu pembelajar mencapai tujuan belajar. Proses belajar aktif dapat terjadi jika pembelajar terlibat dalam tiga proses kognitif, yaitu (1) memilih kata-kata yang relevan untuk pemrosesan verbal dan gambar-gambar yang relevan untuk pemrosesan visual, (2) mengorganisasi kata-kata ke dalam model verbal dan gambar-gambar ke dalam model visual, dan (3) memadukan komponen-komponen model verbal dan visual yang bersesuaian.

Untuk meningkatkan proses kognitif memilih, presentasi multimedia tidak boleh mengandung terlalu banyak informasi dalam bentuk teks atau suara yang berlebihan. Untuk meningkatkan proses kognitif organisasi, presentasi multimedia sebaiknya menampilkan tahapan-tahapan verbal dan non-verbal secara sinkron. Sedangkan untuk meningkatkan proses kognitif memadukan, presentasi multimedia sebaiknya menampilkan kata-kata dan gambar-gambar yang efektif untuk kemampuan dan kapasitas short-term memory.

Berdasarkan pada kerangka belajar yang dibuat oleh Bransford yang menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan belajar, perlu sangat dicermati faktor pertama, yaitu tentang karakteristik materi ajar, terutama pada komponen conceptual difficulty. Sejalan dengan konsep yang disajikan oleh Bransford, untuk mendapatkan kegiatan belajar yang optimal. sebaiknya pembelajaran dengan multimedia tetap harus memperhatikan tingkat kesulitan konseptual dari informasi yang disampaikan tersebut. Misalnya, suatu informasi yang sangat sederhana tidak memerlukan media yang terlalu rumit (kombinasi dari beberapa media), sedangkan informasi yang rumit (kompleks) mungkin saja akan terbantu jika disampaikan melalui media yang kompleks juga (misalnya konsep proses terjadinya hujan akan lebih mudah dijelaskan melalui animasi).

REFERENSI

Heininch, R., Molenda, M., Russell, J.D., Smaldino, S.E. Instructional Media and Technologies for Learning, 7th Ed. Ohio: Merrill Prentice Hall, 2002.

Mayer, R.E., Moreno, R. A Learner-centered Approach to Multimedia Explanations: Deriving Instructional Design Primciples from Cognitive Theory. Interactive Multimedia Electronic Journal of Computer-Enhanced Learning, 2000.

Mayer, R.E., Moreno, R. “A Cognitive Theory of Multimedia Learning: Implications for Design Principles”. www.eng.auburn.edu/csse/ research/researchˍgroups/ vi3rg/ws/mayer.rtf atau www.unm.edu/~moreno/PDFS/chi. pdf

Najjar, L.J. “A Review of the Fundamental Effects of Multimedia Information Presentation on Learning”. Atlanta: School of Psychology and Graphic, Visualization, and Usability Laboratory, Georgia Institute of Technoloy, Atlanta. 1995. (http://www.cc.gatech.edu/gvu/ reports/TechReports95.html)

Sorden, S.D. A Cognitive Approach to Instructional Design for Multimedia Learning. Informing Science Journal, Volume 8, 2005.

Tidak ada komentar:

Mahfud MD (Ketua MK)

Adsense Indonesia