Sabtu, 21 Agustus 2010

Karakter Bangsa


Kegalauan kita akan berbagai peristiwa di negeri ini semakin hari semakin jadi, hal ini dimaklumi karena nilai kebangsaan semakin hari semakin turun. Kita hidup di negeri yang nama Indonesia tetapi kita tidak pernah memiliki Indonesia. Indonesia ini kitas peras, sampai keringatnya bercucuran tanpa pernah peduli. Hutan dibabat semena-mena sehingga banjir dimana-mana, korupsi menjadi budaya memperosokan moral ke titik nadir, para pejabat tidak dipercaya karena perkataannya banyak yang bohong.
Semua ini adalah kegalauan yang perlu dihilangkan, dienyahkan dari negeri yang namanya Indonesia. Hal ini terjadi karena pendidikan yang salah arah, kita tidak menempatkan moral, etika dan karakter bangsa ke dalam dada kita. Ini perlunya Pendidikan Karakter Bangsa seperti yang diungkapkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono pada puncak peringatan Hardiknas di Candi Prambanan “ … Tanpa adanya jati diri bangsa, suatu bangsa akan mudah terombang-ambing dan kehilangan arah dalam era globalisasi yang bergerak cepat dewasa ini”.
Pidato Presiden ini ditindaklanjuti oleh Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, yang memprogramkan pendidikan karakter bangsa. Karakter bangsa Indonesia adalah karena yang percaya adanya Tuhan, ramah-tamah, tolong menolong, menghargai kebinekaan, musyawarah untuk mufakat. Semua akan tercermin dalam diri siswa dalam bentuk sikap dan kepribadian. Integrasi dari Pendidikan Karakter Bangsa tereduksi dalam semua mata pelajaran di sekolah.  Dengan karakter sebuah bangsa menjadi kuat, kita harus lihat Jepang yang pada tahun 1945 hancur lebur karena Kota Hirosima dan Nagasaki di Bom Atom oleh Pasukan Sekutu maka hanya dalam waktu 50 tahun jepang telah kembali menjadi bangsa yang kuat dan di segani oleh seluruh dunia karena kekuatan ekonomi dan teknologinya. Demikian juga China, bangsa terbesar saat ini memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Mereka membangun bangsanya dengan kekuatan dan keyakinannya sendiri, kita bisa lihat sekarang China sudah menjadi raksasa baru dalam era industri. Amerikapun ketakutan menghadapi kemajuan yang diperolah China. Ada satu hal yang sangat penting dilakukan China, membangun ekonominya secara liberal, tetapi soal tatanan masyarakat, hukum, ideologi negara tidak ada satu warganerapun yang berhak mengotak-atiknya. Jika ada yang melakukan maka akan dilibas habis oleh pemerintah.
Pada saat saya berkunjung ke China, mereka mengatakan “ Kita harus belajar dari Indonesia, yang mengalami kemunduruan beberapa tahun ke belakang setelah terjadi Reformasi. Bahwa Reformasi harus dilakukan secara bertahap, agar keamanan, politik, negara tidak mengalami kekacauan”.
Ketika kita harus berpesta pora dengan alasan reformasi merupakan hal yang naif, bagaimana mungkin sebuah dikatakan sebagai sebuah negara yang beradap, ketika masyarakatnya menjarah tanah milik negara, pejabat memilih membeli mobil mewah daripada memperbaiki jalan yang rusak, memilih membagi-bagi kabupaten daripada mengedepankan pembangunan bersama.
When weald is lost, nothing lost
When health is lost, something is los, but
When Character is lost, evering is lost.
Ungkapan ini mungkin sangat cocok, ketika ketika kita kehilangan harta untuk kepentingan bangsa, negara sesungguhnya tidak ada yang hilang. Ketika kesehatan kita hilang, kita merasakan ada sesuatu yang hilang. Tetapi kalau yang hilang adalah karakter maka semuanya hilang.
Wahai bangsanya, kapal Indonesia ini sudah begitu syarat dengan kebocoron, jika kita tidak menyadari maka tunggu tenggelamnya. Kembalilah kepada jadi diri bangsa Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, ramah, tolong menolong, bermusyawarah dalam penyelesaian masalah dan menghargai perbedaan budaya.

Mahfud MD (Ketua MK)

Adsense Indonesia